Rabu, 02 Januari 2019

Berwisata ke Daerah Semarang & Ungaran (2018)

Hi...Bro and Sis, jumpa lagi dengan saya...kali ini ada sedikit niat dan komitmen untuk selalu memperbaharui blog saya ini...baru sedikit lho..belom banyak...hahaha, gak masalah yang penting niatnya....lho kok jadi menghibur diri ??
Nah, kali ini saya mencoba untuk sharing kepada rekan-rekan tentang pengalaman kami berlibur dipenghujung tahun 2018, berikut sharing tsb...cekidot


LIBURAN AKHIR TAHUN KELUARGAKU 2018

Rencana liburan kali ini, sebenarnya antara jadi atau tidak jadi, karena memang perhitungan kami yang mempertimbangkan masalah keuangan, jujur diakhir 2018 ini kami sedikit nekad untuk mengambil KPR rumah lagi! (Puji Tuhan ini adalah KPR kami yang ke-3, tentunya yang ke-1 dan ke-2 sudah lunas lho..) kami berpikir mumpung masih produktif jadi itung-itung buat persiapan pensiun nanti...lho...lho kok jadi ngawur sharing-nya??

Ditengah kenekadan kami dalam berlibur kali ini, akhirnya kami putuskan untuk berlibur juga, kali ini kami berencana untuk (lagi-lagi masih di sekitaran Pulau Jawa) berlibur ke daerah Semarang dan Ungaran, pertimbangan kami adalah karena kami merasa belum meng-explore secara optimal daerah-daerah wisata di sana. Persiapan liburan kali ini cukup matang, karena belajar dari pengalaman2 sebelumnya. Persiapan kami antara lain:

  1. Jauh2 hari kami sudah membuat semacam "run-down" acara, mau kemana saja seh nanti di sana? sejak berangkat dari rumah, sampai di Semarang, keesokkan harinya, dll. Dalam pembuatan "run-down" ini kami juga mempertimbangkan jarak tempuh dan waktu capai yang kami cari dengan menggunakan bantuan "google map", hari gene apa seh yang gak bisa dilakukan oleh google..??
  2. Tentunya berkaitan dengan "run-down" kami di atas, kami juga langsung melakukan booking hotel tempat kami menginap nanti, sekali lagi bersyukurlah kita kepada teknologi, karena dari ujung jari kita, sekarang bisa melakukan booking hotel kapan pun dan dimana pun
Nah, dari persiapan diatas kami break-down dengan persiapan yang remeh-temeh tapi penting, mis: top-up e-toll (ini penting lho, karena menuju ke tujuan liburan kami tsb, harus melewati jalan tol), beli aneka cemilan (ini penting juga lho, sebagai pengganjal lapar diperjalanan nanti, dan obat anti "mati gaya" bila perjalanan nanti terasa membosankan...😊 , service mobil (tapi jujur hal ini tidak sempat kami lakukan, mengingat ini adalah rencana liburan yang bersifat dadakan atau antara jadi dan tidak jadi...heheheh, sehingga saat kami akan service ternyata hampir semua bengkel sudah ruamee...uantriii..pooll), dll
Oh iya...liburan kali ini kami hanya ber-3 saja (saya, istri dan Genta), karena si barep Gigih memutuskan untuk join berlibur bersama sepupu2 dan eyang-nya....gak masalah yang penting hepi ya nak?


20-Dec-2018
Saya langsung cap cus pulang dari pabrik (sekitar jam 5-an sore), menuju rumah untuk melakukan persiapan liburan untuk esok hari, nah malam harinya setelah sampai di rumah, langsung (kayaknya belom sempat mandi deh..😃) saya beli ini-itu, isi ini-itu, mis:

  1. Top-up e-toll sebesar Rp. 500,000,- (rencananya mau top-up 1 juta, tetapi sayangnya tidak ada pilihan top-up lebih dari 500 ribu)
  2. Beli cemilan sebesar Rp. 100,000,- (biscuit, permen, kacang2an, minuman ringan, dll)
  3. Isi full-tank mobil Rp. 120,000,- (segini aja sudah full, jadi gak bisa diisi lebih lagi)
  4. Check kondisi tekanan ban, ternyata ban belakang sebelah kiri ditemukan "bocor halus", sekalian deh ditambah...semuanya habis Rp. 36,000,-
  5. Ambil uang cash di ATM sebesar Rp. 2000,000,- (buat persiapan kalau mau mampir2, makan kek, isi bensin lagi kek, dll)
Total semuanya jadi berapa tuh?? emmm...tik..tok..tik..tok...(ngetik kalkulator) Rp. 2,756,000,-

21-Dec-2018
Sesuai rencana jam 7 pagi kami langsung cap cus berangkat dari rumah....Semarang, we are coming....dan sesuai dengan prediksi, kami akan sedikit kena macet di jalan tol Jakarta-Cikampek (maklum saat ini sedang dikerjakan 4 proyek pemerintah!! yang dikerjakan bersamaan....gilaakk, yaitu: tol layang Cikunir-Karawang Barat, LRT Cawang-Bekasi Timur, kereta cepat Halim-Bandung dan tol Cibitung-Cimanggis), tapi kemacetan ini kami maklumi kok, karena tujuan jangka panjangnya yang mantabb jiwa...apa lagi kalo bukan untuk membuat kondisi infrastruktur negeri ini menjadi lebih baik lagi?? lanjutken Pak De Jokowi.....uuppss maap bukannya bermaksud kampanye lho, maklum Apr-2019 nanti sudah Pil-Pres...😅

Akhirnya lepas juga dari kemacetan di tol Jakarta-Cikampek, langsung masuk tol Cikopo-Palimanan (Cipali), oh iya pembayaran tol Jakarta-Cikampek sudah terintegrasi dengan tol Cipali ya, sehingga kami hanya membayar 1 kali saja di loket keluar tol Cipali sebesar Rp. 219,000,- 
Selepas tol Cipali, kami harus berhenti di rest area terdekat untuk mengisi bensin dan sedikit "meluruskan kaki" dari kepenatan (maaf lupa km berapa? pokoknya rest area terdekat selepas dari pintu tol Cipali lah..). Isi bensin sebesar Rp. 100,000,- (pokoknya segini aja sudah full tank) dan beli cemilan ini-itu lagi sebesar Rp. 29,000,-

Yang berbeda dengan liburan2 kami sebelumnya, kali ini kami sudah bisa sampai Semarang lewat tol...ya lewat tol, karena tepat tgl. 20-Dec-2018 kemarin jalur tol trans Jawa sudah terhubung dari Merak-Surabaya (diresmikan oleh Pak De Jokowi), dan kami salah satu yang beruntung bisa menjadi saksi sejarah pertama yang merasakan tol trans Jawa ini....puji Tuhan 👌
Pemandangan sepanjang jalan tol ini pun gak membosankan, kiri-kanan pamandangan yang asri, hijau...terlihat hamparan sawah, pegunungan, bukit2 yang hijau, dll....Damn! I love Indonesia..

Gerbang Tol Kali Kangkung (masih gratisss..)

Tepat sekitar jam 1 siang, akhirnya kami tiba di Semarang! gilaakk berapa jam tuh dari Bekasi (emmmhh....sekitar 6 jam doank....) mantabb jiwa, baru kali ini kami merasakan perjalanan yang begitu cepat dan nyaman..kami pun langsung check-in di POP Hotel Semarang untuk 1 hari saja, yang sudah kami pesan lewat provider perjalanan pegipegi.com sebesar Rp. 328,000,- (sudah termasuk pajak lho). POP Hotel ini sangat nyaman, dan cocok untuk transit, kondisi kamar dan hotelnya secara keseluruhan cukup baik (cek sendiri deh di internet..😋), yang paling mengejutkan ternyata lokasi POP Hotel ini sangat strategis...bayangkan letaknya tepat di belakang Lawang Sewu!!....hiiiii seremm..hahaha gak juga seh...

Lawang Sewu terlihat dari kamar kami

Karena lokasinya yang strategis inilah, makanya kami bisa berjalan-jalan menghabiskan malam hari kami disekitaran hotel dengan berjalan kaki saja...karena kami sudah pernah masuk ke Lawang Sewu (harga tiket sekarang masih Rp. 10,000,-/ orang), maka saat itu kami memutuskan untuk tidak masuk ke Lawang Sewu...

22-Dec-2018
Pagi harinya sekitar jam 8, kami check-out menuju Candi Gedong Songo di daerah Ungaran...tapi sebelumnya kami sarapan dulu di Semarang, sarapan Nasi Pindang yang terkenal itu lho..

Sarapan Nasi Pindang (maaf lupa nama jalannya..pokoknya terkenal deh)

Nasi Pindang ini katanya seh terkenal, memang benar juga seh, karena banyak foto-foto beberapa artis yang pernah mampir di sini....rasanya enak, porsinya pas kalo buat sarapan (tapi maaf kalo perut kuli mungkin kurang...😅, maklum porsinya bisa dibilang sedikit...hahaha) harganya emmhh lumayan mahal atau murah ya...pokoknya kami habis sebesar Rp. 75,000,-.
Lagi-lagi kami harus isi bensin, karena prinsip kami selama berlibur pokoknya kami harus isi bensin saat indikator sudah menunjukkan setengah kapasitas tanki..sebesar Rp. 100,000,- (sudah full lagi lho)....singkat kata akhirnya sekitar jam 11 siang kami pun tiba di Candi Gedong Songo, ticket masuk Rp. 10,000,-/ orang...oh iya kondisi menuju Candi Gedong Songo ini adalah menanjak, sehingga hanya mobil yang benar2 "sehat" yang bisa melakukannya, sudah tidak aneh juga, sepanjang jalan yang menanjak ini sering tercium prengus bau kopling mobil...maklum selain menanjak, kami juga harus antri untuk parkir mobil, katanya seh harus datang lebih pagi lagi agar bisa dapat tempat parkir....edaaann 

Candi Gedong Songo

Candi 1

Candi 4

Candi 5

Namanya Candi Gedong Songo yang artinya Candi Rumah Sembilan, tetapi ternyata candinya hanya sebanyak 5 candi...hahahah, seperti biasa saya dan si-Genta saja yang berkeliling dari Candi 1 sampai candi terakhir, karena Mamanya anak2 tidak kuat untuk jalan jauh, mengingat kondisi jalan antara candi yang satu dengan candi lainnya adalah menanjak...memang cuapeek nya poolll...tapi karena kami belum pernah ke sini, maka kami putuskan untuk tidak menyerah...tarikkk mang..

Menjelang sore, kami pun pergi meninggalkan Candi Gedong Songo menuju penginapan kami selanjutnya yaitu River Walk Boja di daerah Ungaran, rencananya kami akan check-in selama 4 hari 3 malam...pokoknya total harganya Rp. 904,249,- ganjil amat ya harganya...😄

Salah satu fasilitas di River Walk Boja

River Walk Boja ini hunian bergaya "modern camping", jadi toilet digunakan untuk bersama dan berada di luar kamar, dan kondisi kamar kurang lebih sama seperti kondisi hotel2 pada umumnya (tersedia wastafel, AC, TV Kabel, dll), meskipun toilet digunakan bersama dan berada di luar kamar, jangan khawatir antri atau jorok...karena jumlahnya proposional (sudah disesuaikan dengan jumlah kamar) dan pasukan cleaning service pun siap 24 jam untuk merespons keluhan kita (untuk lebih jelasnya sekali lagi lihat sendiri deh di internet..😁). Pokoknya kami rekomendasikan deh untuk liburan bersama keluarga, karena fasilitasnya yang sangat lengkap, bayangkan tersedia kolam renang se-level "water park", kebun binatang mini, taman bermain yang sudah dilengkapi dengan fasilitas flying fox mini, lapangan sepak bola mini, dll...pokoknya recommended deh...

Kebun Binatang Mini 


23-Dec-2018
Sesuai rencana pagi hari sekitar jam 7, kami cap cus menuju Museum Kereta Api Ambarawa untuk mencoba kereta wisata-nya yang terkenal itu lho..seperti biasa kami kembali harus isi bensin sebesar Rp. 100,000,-.
Jam 8 pagi kami tiba di museum, tapi sayangnya di pintu masuk museum antrian sudah sangat panjang dan sedikit semrawut karena pengaturan dari petugas yang tidak baik (ticket masuk museum Rp. 10,000,-/ orang) dan lagi-lagi yang anehnya adalah apabila kami akan membeli ticket kereta wisata, maka kami harus masuk ke museum terlebih dahulu, jadi terkesan kami "dipaksa" untuk membayar Rp. 10,000,- baru bisa beli tiket kereta wisata. Sebenarnya mau berapa pun biaya yang harus kami bayar tidak ada masalah, tetapi sayangnya setelah kami masuk museum dan bermaksud untuk membeli ticket kereta wisata, lagi2 kami harus kecewa karena antrian kali ini lebih gila dan parah dibandingkan dengan antrian di pintu masuk meseum tadi...dan yang membuat kesal ternyata baru beberapa saat antri ternyata diumumkan bahwa semua ticket kereta wisata SOLD-OUT alias sudah habis....kalau besok mau antri lagi maka kita harus membeli ticket masuk museum sebesar Rp. 10,000,- lagi itu juga gak ada jaminan bahwa ticket kereta wisata masih tersedia....oh indahnya negeriku Indonesah....lepas dari gagalnya kami membeli ticket kereta wisata ini, berikut ini saya share jam keberangkatan dan harga ticket kereta wisata tsb:
  1. Kereta wisata dioperasikan di setiap week-end (Sabtu dan Minggu)
  2. Hargat ticket Rp. 50,000,-/ orang
  3. Jam keberangkatan adalah: jam 10:00, 11:00, 12:00 dan 13:00 WIB
  4. Lamanya perjalanan adalah sekitar 1 jam (pulang-pergi)
  5. Maksimum daya angkut sekali jalan sekitar 200 orang 
Lebih jelasnya sekali lagi bisa langsung dilihat di internet ya bro..biar gak terlalu kecewa kami coba menghibur diri dengan kembali berswafoto di dalam museum (maklum kami sudah pernah berkunjung ke museum ini sebelumnya)


Beberapa orang yang complaint karena ticket habis



The show must go on...kami pun pergi melanjutkan agenda berikutnya yaitu menuju Gua Maria Kerep, jaraknya tidak terlalu jauh dari museum (kira2 hanya butuh waktu 5 menit-an pakai mobil, dekat khan??). Kami pun seperti biasa berdoa rosario bersama di sana dan lagi2 berswafoto dengan tokoh utamanya siapa lagi kalau bukan Bunda Maria...💓



Dari Gua Maria Kerep, kami melanjutkan rencana kami menuju Rawa Pening, ticket masuk hanya dihitung perkendaraan saja, untuk mobil harus membayar Rp. 15,000,- (khusus hari libur, kalau hari biasa hanya sebesar Rp. 10,000,-)
Kalau mau naik perahu, ternyata kami harus menyewanya sebesar Rp. 110,000,-/ perahu, aneh ya hitungannya kok bukan per orang? bagaimana kalau yang naik cuma 1 orang saja?.  Kondisi di Rawa Pening cocok untuk keluarga, yang jelas anginnya sepoi-sepoi bikin nguaantuuk..

Sewa becak mini Rp. 10,000,-

Tidak lama kami berada di Rawa Pening, sekitar jam 2 siang kami putuskan untuk meninggalkan Rawa Pening menuju Kafe Kopi Banaran di jalan Semarang-Ungaran untuk makan siang dan nyantai2...ini adalah kunjungan kami yang kesekian kalinya ke Kopi Banaran ini, tetapi sangat disayangkan kondisi saat itu tidak mendukung, karena hujan deras maka tempat duduk di dalam kafe sudah penuh sesak, selain makan mungkin orang2 sekalian berteduh...intinya kami pun tidak "ngapa-ngapain" di sana, jujur kami cukup kecewa karena ternyata kondisi Kafe Kopi Banaran ini sudah jauh dari kesan nyaman yang dulu pernah kami rasakan....kami pun cap cus muleh ke penginapan dan menghabiskan sore hari sampai malam di sana, maklum memang penginapan River Walk Boja ini sudah di-design sangat nyaman, sehingga kami sebenarnya bisa menghabiskan waktu kami sepanjang hari di sana....


24-Dec-2018
Sesuai "run-down" pagi hari jam 8, kami lanjutkan wisata kami ke Umbul Sidomukti yang terletak di sekitar pegunungan Ungaran, kondisi jalanan memang kurang-lebih seperti di candi Gedong Songo tetapi di Umbul Sidomukti ini antrian kendaraan tidak separah di Candi Gedong Songo karena lahan parkirnya cukup luas...dan yang surprise bagi kami harga makanan di sini relatif cukup murah, tidak ada penjual yang "aji mumpung", salut buat pengelolanya....lanjutken boss
Ticket masuk ke tempat wisata Umbul Sidomukti ini adalah Rp. 13,000,-/ orang, sudah termasuk akses ke kolam renang, tetapi untuk fasilitas adventure lainnya, mis: flying fox, jembatan gantung, dll harus bayar lagi. Suasana di Umbul Sidomukti cocok sekali untuk yang "selfie maniac", karena memang banyak spot2 foto yang sangat bagus.





Mantab khan view-nya?? sekali lagi Puji Tuhan kami masih bisa menikmati ciptaan-NYA yang sungguh indah ini..jam 1 siang kami harus balik ke penginapan guna mengejar jadwal misa malam Natal di Gereja St. Yohanes Boja Ungaran jam 5 sore, dan Puji Tuhan kami pun bisa mengejar jadwal misa malam Natal tsb, dan setelah selesai misa, kami menghabiskan malam di sekitar penginapan saja...karena keesokan harinya kami harus check-out untuk balik ke Bekasi.......

25-Dec-2018
Sekitar jam 9 pagi kami check-out menuju ke Semarang untuk mampir beli oleh2 seperti biasanya, dan sekitar jam 12 siang kami pun pulang menuju Bekasi. dengan sebelumnya kami harus isi bensin lagi sebesar Rp. 100,000,- sudah full dan kami prediksi bisa sampai di Bekasi tanpa harus mengisi bensi lagi..perjalanan kali ini sedikit berbeda dengan saat pergi, karena kami baru bisa masuk ke tol di pintu tol Weleri Kendal, dan kondisi cuacanya pun cukup berbahaya, bayangkan kami diterpa hujan yang cukup ekstrim sebanyak 3 kali-an...jarak pandang pun sangat terbatas (sekitar 1 meter-an), sehingga konsekuensinya kecepatan kendaraan pun tidak bisa secepat saat berangkat. Alhasil kami pun tiba di Bekasi sekitar jam 9 malam...lagi2 bukan karena jauh semata, tetapi karena adanya kemacetan yang cukup lama di tol Jakarta-Cikampek...
Nah, itulah sepenggal sharing kami saat liburan akhir tahun kali ini, berikut saya mencoba menyimpulkan besaran biaya selama kami berlibur:
  1. Total jarak tempuh sekitar 1,100 km (sudah termasuk jalan2 kesana-sini)
  2. Total biaya untuk bensin Rp. 520,000,- (sudah termasuk ngubek2 di tempat wisata dan mobil sudah pakai AC)
  3. Total tol Rp. 484,000,- (sudah PP dan kebetulan masih ada beberapa ruas tol yang masih gratis)
  4. Total biaya penginapan/ hotel Rp. 1,232,249,- (5 hari 4 malam)
  5. Total biaya ticket tempat wisata, makan, minum, dll sekitar Rp. 800,000,-
  6. Oleh-oleh sekitar Rp. 700,000,-
Gran Total: Rp. 4,499,249,- dibulatkan menjadi Rp. 4,500,000,- ...cukup murah bukan?? yang penting semua jadi hepi dan komitmen kami pun akan berlibur tiap akhir tahun masih bisa dipenuhi karena ...💛  harta yang paling berharga adalah keluarga.....💜

Semoga bermanfaat....amin GBU

























Berwisata ke Daerah Malang, Batu & Bromo (2017)

LIBURAN AKHIR TAHUN KELUARGAKU 2017

Nah pada liburan akhir tahun 2017 ini, kami mencoba berlibur ke daerah yang lebih jauh lagi, yaitu: Malang dan Gunung Bromo di Jawa Timur.....edaannn.
Sebenarnya agak sedikit nekad seh, maklum kami belum pernah berlibur ke daerah Jawa Timur dengan membawa kendaraan sendiri, banyak kekhawatiran yang tadinya membuat kami untuk mengurungkan tujuan ini, tetapi prinsip kami kalau belum dicoba ya tidak akan tau. Salah satu kekhawatiran kami adalah kondisi fisik dan kendaraan, maklum kami belum pernah merasakan bagaimana rasanya nyetir lebih dari 12 jam! bayangkan setengah hari lebih sendiri! nah karena faktor pertimbangan inilah akhirnya kami memutuskan akan berhenti untuk rehat semalam di daerah Surakarta (karena kami anggap daerah ini adalah tengah2nya perjalanan kami).
Dalam perjalanan kali ini, ada sedikit perbedaan dengan tahun2 sebelumnya, yaitu: jalan tol-nya sudah bisa tembus ke Brebes Timur yang biasa lebih dikenal dengan istilah Brexit alias Brebes East...hahaha..maksa banget ya, begitulah horang Indonesah, kalau berbau kebarat2an kedengarannya lebih OK...ya betul dengan sudah tembusnya jalan tol ini sampai ke Brebes Timur, maka waktu perjalanan kami terpangkas cukup banyak, bayangkan kami berangkat sekitar jam 9 pagi dari Bekasi ternyata sudah sampai jam 5 sore-an sampai Semarang! kalau dulu khan pasti tidak akan terbayang sampai secepat ini bisa sampai Semarang. Singkat kata akhirnya kami tiba di hotel tempat persinggahan sementara kami di Surakarta sekitar jam 9 malam, maklum kami sempat mampir sana-sini terlebih dahulu.

Antrian cukup panjang di pintu tol Brexit

Selepas pintu tol Brexit

Soto Tauto Bang Dul Tegal....makyuss


Keesokkan harinya sekitar jam 8 pagi kami langsung check-out dan cap..cus ke Kota Malang, dan sesuai dengan saran dari kawan maka kami menuju Kota Malang melewati Tawangmangu Karanganyar, memang edan pemandangannya sangat indah dan udaranya pun sejuk sehingga kami mencoba untuk tidak menyalakan AC mobil, tetapi karena daerah pegunungan, maka perjalanan kami pun melewati bukit-bukit yang cukup terjal, tetapi sekali lagi gak nyesel melewati jalur ini...

Kami sempat makan sate kelinci di puncak Tawangmangu


Akhirnya tiba juga kami di Kota Malang melewati daerah Batu Malang, sekitar jam 7 malam. Kami menginap di Shinta Guesthouse di kawasan Ijen Malang. Maklum semua hunian hotel di Kota Malang saat itu sudah full booking, akhirnya kami untuk pertama kalinya menginap di sebuah guesthouse. Posisi Shinta Guesthouse ini berada di dalam komplek perumahan yang elite, sehingga suasananya pun tampak asri dan tenang, kondisi Shinta Guesthouse sendiri cukup nyaman, resik dan sekilas kami jadi teringat sinetron "Losmen" yang dibintangi oleh Mieke Wijaya, Mathias Muchus, Mang Udel, Dewi Yul, dll sekitar tahun 1980-an....ya memang begitulah kondisinya, kami seperti tinggal di rumah sendiri, tetapi bedanya di sini kami tinggal bersama beberapa orang yang ikut menginap juga....pokoknya berasa "home sweet home..."

Oh iya ternyata Shinta Guesthouse ini berada di belakang Gereja Katedral Kota Malang, lumayan sehingga kami tidak perlu jauh2 untuk mengikuti misa Natal kali ini...thank GOD
Belum ke Kota Malang kalau belum ke Museum Transportasi di Batu Malang, nah akhirnya inilah kali pertama kami mengunjungi Museum Transportasi tsb, tiket masuk saat itu @100 ribu, sehingga total untuk kami ber-4 menjadi 400 ribu, gillaakk berapa pemasukkan museum ini dalam sehari?? karena saat kami berkunjung antriannya sangat panjang. Tetapi sekali lagi kami tidak rugi membayar sebesar itu, karena memang koleksi museum ini sangat unik dan langka....berikut beberapa koleksinya...cekidot








Pokoknya rugi kalo kita masuk ke museum ini tetapi tidak foto-foto...nah sore harinya kami kembali ke guesthouse, guna persiapan untuk berangkat ke Gunung Bromo, tujuannya apalagi kalau bukan untuk melihat sunrise?? tetapi untuk bisa melihat sunrise kami harus tiba di Bromo pagi dini hari.
Kami pun dijemput sekitar jam 11 malam dan langsung menuju Gunung Bromo. Kami dijemput menggunakan mobil Low MPV, tetapi saat tiba di lereng Bromo, kami berganti mobil menggunakan Jeep, maklum tanjakannya sangat ekstrim, hanya mobil 4W yang bisa dan sanggup melewatinya...singkatnya kami tiba di puncak Bromo sekitar jam 3 pagi! dan inilah beberapa foto-foto kami saat di Bromo....







Akhirnya sekitar jam 9 pagi kami pun pulang kembali menuju guesthouse, dan sampai di guesthouse sekitar jam 5 sore...kami pun siap-siap untuk mengikuti misa malam Natal...maaf kepanjangan ya?? kalau begitu saya sudahi dulu cerita liburan ini....saya akan lanjutkan di liburan terakhir kami yaitu di tahun 2018, kali ini saya pribadi memang sudah berniat akan menceritakan lebih detail, berikut dengan ongkos yang kami keluarkan untuk liburan 2018 ini........

wassalam...


Berwisata ke Daerah Purwokerto & Baturraden (2016)

LIBURAN AKHIR TAHUN KELUARGAKU 2016

Hallo , kali ini saya akan mencoba menceritakan pengalaman liburan akhir tahun keluargaku di tahun 2016, yah...sedari awal pertama kali kami melakukan liburan ke luar kota, kami berkomitmen untuk selalu melakukan liburan bersama diakhir tahun, tidak lain dan tidak bukan tujuan kami melakukan liburan ini adalah selain untuk tetap menjaga keharmonisan keluarga juga untuk mengisi memory krucil-krucil (sebutan saya untuk anak2) agar mereka bisa bercerita suatu hari nanti kepada anak2 dan cucu2 mereka....heheheh..

Kali ini kami mencoba berlibur ke daerah Purwokerto tepatnya kami ingin merasakan berlibur ke daerah Baturraden, Dieng, dan sekitarnya....
Bagi kami "pengalaman adalah guru yang paling jahat" artinya pengalaman itu memberikan hukuman terlebih dahulu, baru setelah itu dia memberikan pelajaran....nah pada liburan kali ini, kami sudah belajar dari "sang guru yang jahat tsb", liburan kali ini sudah kami rencanakan lebih baik dari liburan2 sebelumnya, mis: mengatur waktu keberangkatan, booking hotel jauh2 hari, membuat jadwal hari per hari, dst...
Kali ini kami berlibur di hotel yang berada di puncak-nya Purwokerto yaitu Baturraden, yaitu di Hotel Green Valley, hotelnya cukup nyaman, resik, dan cocok buat nginap bersama anak2, karena ada kolam renangnya....rata2 hampir semua anak2 pasti suka bermain di kolam renang

Langsung aja ya, berikut ini beberapa foto aktivitas kami selama liburan tsb:

Krucil sedang nyantai di balkon kamar hotel kami, dengan view Gunung Slamet

Baturraden

View saat lari pagi, Gunung Slamet (Baturraden)

Oh iya kami juga mampir ke Gua Maria Kaliori lho, salah satu komitmen kami yang lain adalah, sebisa mungkin mampir ke Gua Maria terdekat disekitar tempat kami berlibur, sekalian minta restu dari Bunda Maria...






Pokoknya bagi kami dimanapun kami berlibur yang penting kalo istilah orang jawa "mangan ora mangan sing penting ngumpul..."


Berwisata ke Daerah Magelang & Borobudur (2015)

LIBURAN AKHIR TAHUN KELUARGAKU 2015

Nah…saat liburan akhir tahun kami yang ke-2 kalinya ini, rencana serta persiapan kami sudah lebih baik, berkaca dari pengalaman saat liburan akhir tahun 2014 lalu. Paling tidak, di liburan kali ini kami sudah mulai booking hotel jauh-jauh hari lewat provider-provider perjalanan yang ada (traveloka, agoda, pegipegi, dll), sedangkan saat 2014 lalu, booking hotel kami lakukan “on the spot” alias spontan, sehingga dari segi harga juga sudah tidak punya banyak pilihan, dan hampir bisa dipastikan harga hotel di akhir tahun pasti lumayan mahal…mau gak mau ya pasrah, daripada tidur ngemper/ngegelandang di jalanan…hahahaha
Kali ini kami berencana untuk berpergian ke daerah Semarang dan Borobudur Magelang, jujur tujuan liburan kali ini juga masih bersifat dadakan dan belum terrencana dengan baik pula….prisipnya sikat bleh…yang penting jalan-jalan, kemanapun tujuan dan arahnya, selama kami liburan bersama Keluarga, tetap aja enjoy dan happy….Damn!! I love my family..!!

Perbedaan yang cukup signifikan dengan liburan akhir tahun 2014 lalu, adalah diliburan kali ini kami sudah tidak lagi melewati “jalur neraka” (Simpang Jomin dan Pantura Indramayu), karena kami sudah bisa melewati Tol Cipali…..horeeee
Jujur kami masih agak khawatir melewati Tol Cipali ini, karena banyaknya cerita yang beredar yaitu: masih banyaknya hewan-hewan liar (babi, rusa, dll) yang terkadang kerap menyebrang jalan tol, sehingga cukup membahayakan para pengguna jalan, tetapi Puji Tuhan ternyata selama kami lewat Tol Cipali (pulang-pergi) hal ini tidak kami temui….Thank GOD

Langsung aja deh, berikut ini beberapa foto-foto suasana liburan akhir tahun 2015 kami..cekidot

                                            Makan Tahu Pong Semarang


                                            Serabi Ambarawa


                                            Borobudur Magelang

Tidak terasa ceritanya cukup panjang, biar gak bosen bacanya, saya akhiri dulu ya cerita liburan akhir tahun Keluarga kami, dan akan saya lanjutkan dengan Bagian ke-2…..
Tetap semangat dan gak perlu ngoyo cari duit, karena ….harta yang paling berharga….adalah Keluarga…

Bye.



Berwisata ke Daerah Jogjakarta & Kaliurang (2014)

KISAH LIBURAN AKHIR TAHUN KELUARGAKU (2014)

Hai…maaf sudah lama sekali saya tidak memperbaharui bahkan menilik blog saya ini. karena ada sedikit rasa jenuh, malas, kesibukkan, dll…pokoknya semua campur aduk.
Ada rencana mau menceritakan pengalaman, kondisi perjalanan, termasuk besaran biaya yang dikeluarkan saat liburan akhir tahun 2017 lalu, tapi entah kenapa kok males dan akhirnya kelupaan….hahaha

Bahkan niat untuk memperbaharui blog saya ini sudah cukup lama terpendam, tepatnya saat saya dikirim oleh pabrik tempat saya bekerja dulu, untuk pergi ke Jepang (kalau gak salah sekitar tahun 2010 lalu), lama amat yak?? Saat itu saya sudah mengambil beberapa foto dan video yang menjadi ciri khas negeri sakura tsb, yang semula akan saya share di dalam blog saya ini…tetapi apa lacur, rasa malas dan jenuh saya untuk memperbaharui blog saya ini lebih dominan, dan akhirnya niat tinggallah niat belaka. Meskipun saya masih menyimpan semua foto dan video tsb, tetapi sepertinya sudah sedikit tidak relevan dengan kondisi sekarang (bayangkan sudah hampir 10 tahun!!)

Nah, sekarang saya benar-benar bertekad, ingin kembali eksis dalam dunia per-blogger-an ini (maaf kalau istilahnya salah, karena per-blogger-an kok kelihatannya maksa ya?), karena memang dasarnya saya suka dengan menulis, mudah-mudahan bisa berguna bagi rekan-rekan yang membaca blog saya ini…amin

Kembali keniat di awal yang telah saya jelaskan di atas, bahwa saya berencana ingin menuliskan semua pengalaman (khususnya) liburan akhir tahun Keluarga saya, tetapi karena sudah bisa dibilang “basi” maka, beberapa liburan akhir tahun lalu sedikit akan saya simpulkan saja, sedangkan di liburan akhir tahun 2018 ini, akan coba saya buat detail dan akurat.

TUJUAN LIBURAN-LIBURAN AKHIR TAHUNKU

Jujur saja liburan akhir tahun ini bisa kami lakukan secara konsisten (tiap tahun) dimulai sejak tahun 2014, karena memang sejak tahun 2014 kami sekeluarga melakukan liburan akhir tahun ini dengan menggunakan mobil kantor….aji mumpung banget yak? Tapi biaya operasionalnya, mis: bensin, tol, dll tetap pakai uang sendiri lho…jadi gak aji mumpung bangetlah…

LIBURAN AKHIR TAHUN 2014
Inilah liburan akhir tahun pertama Keluarga kami menggunakan mobil sendiri, untuk tanggalnya sendiri, saya sudah agak lupa, pokoknya kami selalu berangkat liburan saat menjelang perayaan Natal dan sudah kembali lagi menuju rumah menjelang Tahun Baru. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan, hanya supaya tidak mengalami kemacetan di jalan, karena kami sengaja tidak mau berbarengan dengan orang-orang kebanyakan yang melewati pergantian tahun di tempat yang menjadi liburan kami ini….istilahnya kami mau “anti mainstream” lah…

Pada liburan kali ini kami sekeluarga memang sengaja ingin berlibur ke daerah Jogjakarta, Sleman, Surakarta dan sekitarnya. Meskipun sedikit nekad, karena baru kali ini saya pribadi nyetir mobil dengan tujuan keluar kota. Saat itu, kami bersyukur bercampur lelah, karena masih bisa merasakan “jalur neraka” mudik, yaitu: kami masih melewati Simpang Jomin Cikampek dilanjutkan ke “jalur neraka” lainnya yaitu: jalur Pantura Indramayu, jalur yang saya rasakan “tidak berujung”…maklum saat itu Tol Cipali belum selesai dibuat….gak apa-apa buat cerita anak-cucu nanti, bagaimana rasanya “jalur neraka” ini..

Gambaran kondisi Simpang Jomin Cikampek saat itu, yang hampir bisa dipastikan selalu muaaaceeett…

Karena sudah terlalu lama, dan banyak juga yang saya lupa untuk diceritakan, maka edisi liburan akhir tahun 2014 ini, langsung saja saya ringkas…cap…cus..
                                   Kaliurang Jogjakarta


                                   Candi Prambanan


                                            Lereng Merapi


                                            Malioboro Jogjakarta

Cukup deh foto-fotonya, meskipun masih banyak lagi…pokoknya liburan akhir tahun pertama kami bersama Keluarga ini bisa dibilang agak semrawut, karena selain belum punya pengalaman, juga tujuan-tujuan wisata kami belum terencana dengan matang, sehingga pengeluaran biaya juga masih belum terkontrol dengan baik, pokoknya saat itu kami hanya bertujuan happy-happy saja…



Prinsip kami adalah seperti “Keluarga Cemara”…harta yang paling berharga….adalah Keluarga…

Jumat, 24 Oktober 2014

Aktivitas & Kreativitas Yang Biasanya Dilakukan Anak Pinggir Rel KA (Bag. 2)

MEMBUAT PISAU KECIL
Jangan dulu berprasangka buruk dengan aktivitas yang satu ini, yah...memang waktu kami kecil dulu, ini adalah salah-satu aktivitas dan kreativitas yang kami lakukan di pinggir rel KA. Caranya pun unik & mudah yaitu: dengan menyiapkan sebuah paku (dengan ukuran yang diinginkan) dan kemudian diletakkan di atas rel agar digilas oleh kereta yang lewat.
Hasilnya, paku tsb pun menjadi gepeng dan kami hanya tinggal mengasahnya seperti layaknya pisau. Tetapi perlu diketahui pada saat paku baru saja digilas oleh kereta, kita tidak boleh langsung memegangnya, karena saat itu biasanya paku tsb sangat panas. Biasanya kami menggilas paku ini di pagi buta, sekitar jam 5 dini hari (sehabis sholat subuh), karena pada saat itu kereta yang melintas adalah kereta container dari arah Tanjung Priok yang berisikan barang-barang besar dan berat, sehingga paku yang digilas menjadi lebih gepeng atau tipis...

Setelah itu kami tinggal memberikannya pegangannya, dan paku yang telah berubah menjadi pisau tsb siap untuk digunakan. Mungkin seiring dengan banyak bermunculan tindakan kriminal, mis: pembunuhan, penodongan, dll...kami pun sekarang sudah tidak bisa dengan leluasanya membuat pisau kecil ini, karena memang ada undang-undang yang mengatur penggunaan suatu sejata tajam

BERMAIN LAYANGAN
Selain lapangan terbuka, tempat yang paling cocok untuk bermain layangan adalah rel KA, kenapa? karena memang angin di rel KA cukup besar, sehingga sangat ideal apabila kita bermain layangan di rel KA ini.
Itulah sebabnya banyak kita temui kabel/ kawat listrik di sepanjang rel KA dipenuhi dengan "bangkai" layangan, dan "bangkai" tsb akan hilang dengan sendirinya seiring dengan waktu berjalan...alias tidak ada yang membersihkannya. Pertanyaannya kalau ada yang ingin membersihkannya, siapa? dan menggunakan apa? karena ketinggian dari kabel/ kawat listrik di rel KA ini sekitar 15 meter-an.

ADU BALAP LORI
Rel KA di daerah kami ada 2 jalur, sehingga kami bisa melakukan adu balap lori di rel kiri & kanan. Adapun lori yang kami pakai adalah hasil buatan tangan kami sendiri, yang kami buat dari lembaran kayu dengan roda yang kami pakai diambil dari bearing bekas yang sudah tidak terpakai lagi.
Lomba balap lori ini sangat meriah dan menjadi tontonan yang cukup menghibur, karena biasanya akan diiringi dengan ejekan khas anak pinggir rel KA.
Permainan dilakukan sangat sederhana bisa dilakukan sendiri atau dengan 2 orang. Kalau sendiri, maka orang yang menaiki lori akan mendorong lori menggunakan kakinya sendiri (seperti bermain skate-board), sedangkan kalau dengan 2 orang, maka 1 orang duduk di atas lori dan 1 orang lagi mendorong lori sambil berlari

JEMUR BADAN & "CUCI MATA"
Inilah aktivitas yang cukup "sehat" yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat di pinggir rel KA. Jemur badan tentunya kerap kita lakukan di pagi hari, khususnya pada saat hari libur, pada jam 7 - 9 pagi, hasilnya sangat enak buat badan kita, karena selama 2 jam-an tsb, badan kita terpapar oleh sinar mentari pagi, yang kata para ahli menjadi sumber vitamin D yang paling baik dan murah. Mungkin itulah sebabnya, meskipun kehidupan kami "KERE" alias miskin, tetapi alhamdulilah kami jarang sakit, meskipun kehidupan kami sangat tidak sehat...mis: sering bermain hujan-hujanan, kondisi lingkungan yang tidak sehat (banyak lalat di tumpukan sampah pinggir rel KA), dll...Tuhan Maha Besar..

"Cuci mata", nah...aktivitas ini biasanya kami lakukan di sore hari, kenapa? hahaha...jadi malu bila ingat masa-masa ini...karena memang sore hari adalah saat dimana semua orang pulang dari aktivitasnya, mis: pulang kantor, karyawan pulang dari pabrik, anak-anak sekolah juga pulang, dll...dan kami pun bisa dengan leluasanya melihat hiburan yang gratis ini, meskipun tidak jarang ada yang melakukan pelecehan ringan terhadap orang yang lalu-lalang, mis: bersuil, mengejek, dll.

REFLEKSI KAKI
Satu lagi aktivitas yang sehat dan murah, yang bisa kami lakukan, yaitu: berjalan dengan telanjang kaki (nyeker) di atas batu-batu bantalan rel KA, karena dengan melakukan ini, aliran darah kita konon bisa menjadi lancar, sehingga bisa sedikit mengurangi beban sakit rematik bagi penderitanya.

Emmmhh....sungguh suatu pengalaman yang sukar untuk dilupakan, karena semua aktivitas serta kreativitas yang kami lakukan di atas, benar-benar sangat mudah, bermanfaat dan murah alias gratis...tis..tis...semoga bermanfaat.

habis..

Selasa, 21 Oktober 2014

Aktivitas & Kreativitas Yang Biasanya Dilakukan Anak Pinggir Rel KA (Bag. 1)

Sebagai orang yang pernah tinggal di pinggiran rel Kereta Api (KA) selama lebih dari 3 dekade, penulis merasa tertantang untuk membagikan (sharing) pengalaman aktivitas serta kreativitas yang pernah dialami penulis sendiri selama hidup di pinggir rel KA.

Banyak aktivitas dan kreativitas yang dilakukan orang yang hidup di pinggir rel KA, dari yang sifatnya positif, nyeleneh, sampai yang hanya "iseng" belaka. Berikut ini beberapa aktivitas serta kreativitas yang akan penulis uraikan, antara lain:

BERMAIN JALANGKUNG
Membaca kata "Jalangkung" tentunya, persepsi kita langsung menuju ke arah mistis, klenik, supranatural, dll...yah, memang benar Jalangkung yang dimaksud disini adalah permainan yang mengundang arwah orang yang sudah meninggal, guna tujuan tertentu.
Waktu yang dicari pun tidak bisa sembarangan, biasanya kami bermain Jalangkung ini dimalam hari, tepatnya diatas pukul 00:00 WIB (jam 12 malam), dan area yang paling tepat serta cepat mendapatkan arwah tidak lain dan tidak bukan adalah REL KERETA API !! kenapa? karena memang sudah jadi rahasia umum, bahwa cukup banyak orang yang meninggal (bunuh diri) di rel KA ini, tidak terkecuali rel KA Pademangan tempat kami tinggal.

Sebelum mulai permainan ini, kami harus menyiapkan beberapa peralatan, guna menunjang permainan ini agar bisa berjalan sesuai harapan, antara lain:

  1. Boneka yang sudah dimodifikasi atau ditambahkan tambourine atau "keclekan" tukang ngamen, serta ditambahkan kapur atau spidol di salah satu tangannya
  2. Papan tulis atau kertas
  3. Cerutu atau lisong
  4. Hio, 
  5. Lilin, dan
  6. Beberapa panganan kecil, mis: dodol, kacang, dll
Setelah semua peralatan diatas dirasa siap, maka selepas tengah malam, kami langsung menuju rel KA, guna memulai ritual ini. Biasanya ada salah satu dari kami yang bertugas memanggil arwah dengan sambil menggerakkan hio di tangan, biasanya kalimat yang dilantunkan adalah "jalangkung...jalangkung...datanglah...datanglah..disini ada pesta kecil-kecilan..dst" kalimat tsb diulang terus-menerus, hingga akhirnya si-arwah masuk ke dalam boneka yang telah kami siapkan tsb.

Adapun tanda-tanda si-arwah sudah masuk ke dalam boneka, adalah: berat boneka yang tadinya ringan menjadi berat (konon beratnya seberat tubuh si-arwah semasa hidup), serta bunyi tambourine atau "keclekan" yang telah terpasang di boneka tsb.....disaat inilah suasana menegangkan serta menyeramkan mulai timbul
Kami pun akhirnya memberikan beberapa pertanyaan kepada si-arwah, yaitu: namanya siapa? umurnya berapa? matinya kenapa? dll....memang dasar otak kriminal, ujung-ujungnya kami menanyakan kode lotre atau buntut yang akan keluar besok....hahaha...maklum saat itu judi lotre atau buntut masih legal, seperti: SDSB, Porkas, Togel Singapura, dll...
Jawaban yang diberikan oleh si-arwah biasanya ditulis di papan tulis atau kertas yang kami sediakan, dengan tulisan yang pelan dan acak-acakan....emmhh...sampai saat ini penulis juga tidak bisa membayangkan apabila si-arwah tsb buta huruf???
Satu kali pernah kami dapat arwah teman kami sendiri yang telah meninggal bunuh diri beberapa tahun yang lalu di rel KA tsb, dan akhirnya kami pun banyak bertanya ini-itu, termasuk kenapa bisa sampai bunuh diri?

Setelah kami puas bertanya ini-itu, maka kami pun minta si-arwah untuk bisa pergi meninggalkan boneka yang dirasukinya....nah moment inilah yang terkadang cukup "berbahaya", karena adakalanya si-arwah tidak serta-merta langsung menuruti perintah kami untuk pergi alias dia masih merasuki bonekanya.....tapi biasanya (dasar kami yang iseng) boneka tsb langsung kami tendang sambil lari terbirit-birit menjauhi rel KA....hahaha....

bersambung...

Jumat, 17 Oktober 2014

Sejarah Berdirinya Kawasan Pademangan & Genk Lapendos

Bila melihat nama dari blog ini "Lapendos Pademangan", rasanya kurang lengkap bila penulis tidak mengulas terlebih dahulu sejarah berdirinya kawasan Pademangan ini, meskipun sejarah ini diterangkan berdasarkan "kaca-mata" dari penulis saja, yang notabene sudah tinggal di daerah Pademangan sejak tahun 1975.

Diawal tahun 1970-an, daerah Pademangan mungkin belum ada di dalam peta DKI Jakarta, karena memang saat itu, daerah Pademangan masih berupa situ atau empang, dan seiring dengan bertambahnya arus urbanisasi, maka situ atau empang tsb dipatok oleh beberapa orang yang meng-claim bahwa tanah tsb sudah menjadi miliknya. Mereka pun akhirnya tinggal di atas rumah panggung dengan ditopang kayu "dolken" hingga beberapa tahun kedepan. 

Seiring dengan waktu, sambil tinggal di atas rumah panggung, ada sebagian dari mereka yang mengurug empang di bawah rumahnya dengan material seadanya, antara lain: sampah, puing, tanah, dll, hingga akhirnya menutupi keseluruhan empang tsb. Hingga akhirnya mereka sudah tidak tinggal di rumah panggung lagi, tetapi sudah tinggal di atas rumah yang sudah berdiri di atas tanah. Karena berada di bawah permukaan laut, itulah sebabnya hampir 30 tahun terakhir Pademangan dikenal dengan daerah yang langganan banjir. Banyak rumah di Pademangan yang sering "kejar-kejaran" dengan tinggi jalan, guna mencegah rumahnya kebanjiran, termasuk rumah penulis yang hampir setiap musim hujan selalu kebanjiran. Dan sudah menjadi hal yang lumrah apabila rumah-rumah di Pademangan seperti rumah "liliput" alias rumah yang beratap pendek, karena seringnya diurug dengan tanah. Kalau sudah begini temperatur di dalam rumah tsb menjadi sangat-sangat sumpek dan gerah.
Dahulu mungkin satu-satunya tempat mengungsi orang-orang Pademangan saat banjir adalah Rel Kerata Api, karena memang Rel KA ini lah dataran yang paling tinggi di kawasan itu, tetapi sekarang justru kebalikannya, rel KA adalah tempat yang paling rendah, dan bahkan menjadi area yang pertama kali terendam air apabila sudah masuk musim hujan...hahaha..ironis

Singkat kata, akhirnya berdirilah daerah Pademangan, yang sekarang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Pademangan Barat & Pademangan Timur. Secara kasat mata perbedaan kawasan ini bisa kita bedakan dari bentuk rumah dan susunannya, kalau Pademangan Barat lebih cenderung kumuh dan rumah-rumahnya tidak beraturan, sedangkan Pademangan Timur lebih cenderung "mapan" alias rapi. Semula Pademangan hanyalah tingkat kelurahan yang menjadi bagian dari Kecamatan Penjaringan, tetapi karena populasi masyarakatnya yang berkembang secara signifikan, maka Kelurahan Pademangan dimekarkan menjadi Kecamatan Pademangan.

Di samping Rel KA, tepatnya di RT010/ RW 04 Kelurahan Pademangan Barat, inilah nama Genk LAPENDOS berdiri, Lapendos artinya Laki-laki Penuh Dosa, penulis sendiri tidak tahu persis kapan tepatnya Genk Lapendos ini berdiri, tetapi yang jelas berdirinya Genk Lapendos ini bersamaan dengan lagi nge-trend-nya tarian "Break Dance" , yang pada saat itu kita masih mengenal artis: Rico Tampaty, Chica Koeswoyo, Dina Mariana, dll

Genk Lapendos ini cukup dikenal dan disegani pada saat itu, karena memang di dalam genk ini ada banyak type orang dengan latar belakang yang "unik", ada preman, bromocorah/residivis, tukang palak/ todong, santri, jago "break dance", jago main gitar+nyanyi (khususnya lagu-lagu Iwan Fals), jago lukis, dll , sehingga pada saat itu penulis terkadang "bangga" bila berkenalan dengan menyebut daerah asal penulis, yaitu: Genk Lapendos, mungkin hanya Genk Volker (di kawasan Tanjung Priok) yang masih bisa menandingi kehebatan Genk Lapendos ini.

Seiring dengan bertambahnya waktu, populasi masyarakat di Pademangan ini menjadi besar, sehingga saat ini kawasan Pademangan ini terkenal dengan kawasan padat penduduk, sampai-sampai penulis agak kesulitan parkir mobil bila sedang pulang mudik ke Pademangan. satu hal yang masih membuat penulis rindu/ kangen dengan Pademangan, yaitu: selain masih bisa bercengkrama dengan sobat kecil, di sana pula penulis bisa mengajarkan arti "HIDUP" yang sebenarnya kepada anak-anak penulis (Gigih - 8 tahun & Genta - 4 tahun), bagaimana beruntungnya mereka sekarang yang tidak mengalami sulitnya hidup dan besar di kawasan Pademangan. Dan dari kawasan Pademangan inilah penulis bisa mengajarkan kepada mereka bagaimana pentingnya "bertahan hidup" dengan harus bekerja keras guna mendapatkan makan (maklum sampai saat ini masih cukup banyak anak-anak di Pademangan yang hidup di bawah garis kemiskinan)

Demikian sedikit ulasan tentang Pademangan dan Genk Lapendos, ulasan inipun dibuat tidak lain dan tidak bukan karena pada dasarnya penulis memang senang membuat suatu ulasan atau artikel, dan sambil berharap dapat berguna bagi rekan-rekan dalam membuka wawasan. Terima kasih