Kamis, 01 September 2011

Memberantas terorisme di bumi Indonesia


  • Apakah kita sebagai warga negara sipil (biasa) bisa menumpas teroris? Yup..pertanyaan ini mempunyai 2 jawaban, yaitu: bisa "Ya", bisa juga "Tidak", semuanya tergantung dari kemauan dan kepedulian kita sebagai warga negara Indonesia.
    Penumpasan teroris di negara ini tidak bisa kita serahkan/gantungkan 100% kepada aparat negara (mis: intelejen, Polri, TNI, dll), Mereka tetap memerlukan peran serta kita sebagai masyarakat kebanyakan, sebagai "telinga" dan "mata" mereka dalam memberantas tindak terorisme di bumi Indonesia ini.
    Lalu pertanyaan kita, bagaimana kita bisa membantu aparat negara tersebut, sedangkan kita tidak terlatih dalam melakukan pengintaian ataupun tindakan-tindakan lainnya yang berbau intelejen ataupun militerisme.
    Jangan khawatir dengan keterbatasan kita dalam menguasai teknik-teknik khusus seperti di atas, sebagai warga negara biasa (sipil), ada beberapa langkah & cara kita untuk turut serta membantu pemberantasan teroris di negara Indonesia ini, antara lain:
    1. Kenalilah (minimal) tetangga di samping kiri-kanan kita. Apakah kita sudah mengenal mereka? "Kenal" disini bukan berarti hanya sebatas tahu nama serta kerjaan formal mereka semata, tetapi "kenal" disini adalah kenal dalam arti yang lebih luas, mis: aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh mereka. Karena apabila pekerjaan mereka formal/tetap ataupun punya usaha sendiri, maka pola aktivitas mereka akan selalu berulang dan secara tidak sadar kita akan menjadi tahu kapn mereka meninggalkan rumahnya serta kapan pula mereka akan pulang. Karena berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kelompok teroris mempunyai aktivitas yang tidak berpola (polanya acak), karena memang mereka sedang merencanakan suatu pemufakatan jahat yang semuanya tergantung dari sikon yang ada.
    2. Amatilah tindakan atau sikap sosial mereka terhadap lingkungan, mis: apakah mereka bersosialisasi dengan warga sekitar secara rutin? apabila ada acara kerja bakti, rapat RT, 17-Agustusan, halal bihalal, dll. Kelompok teroris biasanya kurang bersosialisasi dengan segala aktifitas warga di sekitarnya, karena biasanya selain mereka hanya hidup mengontrak (rumah), mereka juga cenderung tidak mau dikenali (wajahnya) oleh orang banyak.
    3. Kenalilah juga kerabat serta tamu-tamu yang biasa datang ke rumah mereka, sekali lagi "kenal" disini bukan berarti kita harus bersikap kurang ajar dengan langsung menanyakan kepada tetangga kita tsb setiap mereka kedatangan kerabat atau tamu-tamunya, tetapi "kenal" disini adalah tahu kapan mereka sering berkunjung (apakah siang hari? atau malam?). Lalu setelah berkunjung, apakah mereka bersikap "wajar" (mis: dengan membiarkan pintu depan terbuka sebagaimana layaknya orang berkunjung). Karena teroris biasanya melakukan kunjungan di waktu malam hari, sehingga secara fisik (wajah) mereka tidak terlalu bisa dikenali lantaran hari yang gelap, kalaupun melakukan kunjungan di siang hari, biasanya pintu depan rumah yang dikunjungi selalu ditutup guna menghindari diketahuinya aktivitas yang sedang mereka lakukan di dalam rumah.
    4. Ciri-ciri umum lainnya adalah tempat tinggal mereka biasanya bersifat hanya sementara alias ngontrak atau kost.

  • Nah...apabila kita menemukan salah satu ciri-ciri dari tetangga kita seperti di atas, maka sebaiknya berikanlah perhatian "lebih" terhadap segala aktivitas yang mereka kerjakan sehari-hari, tentunya dengan bekerja sama dengan aparat terdekat (mis: ketua/pengurus RT setempat), kemudian apabila segala aktivitas atau kegiatan yang mereka lakukan benar-benar sudah mencurigakan, segeralah jangan segan-segan melaporkannya ke aparat negara di sekitar kita (mis: kantor Polisi). Dan biarkan mereka yang mengambil tindakan selanjutnya sesuai dengan protap yang mereka miliki.
    Mudah dan sederhana bukan? kita sebagai warga negara biasa (sipil) membantu penumpasan teroris di bumi pertiwi ini. Coba bayangkan apabila kita semua sebagai warga negara Indonesia mau peduli dengan hal-hal yang kelihatannya "sepele" seperti ini (mengenal tetangga kiri-kanan rumah kita), tentunya tidak ada ruang gerak bagi mereka yang ingin melakukan tindakan terorisme di negara ini.
    Karena sekali lagi terorisme adalah musuh bersama, mereka bukan hanya menjadi musuh pemerintah atau golongan agama tertentu saja. Karena kita percaya tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan umatnya untuk melakukan pengrusakkan ataupun pembunuhan terhadap sesamanya (baca: manusia). Dan dengan sikap kepedulian kita yang sederhana ini, kita berharap Indonesia akan kembali menjadi tempat/negara yang aman dan damai bagi siapa pun.....amin

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar